Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2011

Alinea (paragraf)

A. Pengertian Alinea   Alinea adalah satu kesatuan pikiran, satu kesatuan yang lebih tinggi dari sebuah kalimat . Alinea merupakan himpunan yang saling berkaitan untuk membuat sebuah gagasan dari sang penulis. Dari pembentukan sebuah alinea harus mempunyai tujuan dimana sang penulis harus menceritakan idenya kedalam suatu cerita dan menegaskan perhatian secara wajar diakhir kalimat. B. Jenis alinea berdasarkan letak ide pokok a) Alinea Deduktif Bila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal alinea akan terbentuk alinea deduktif, yaitu alinea yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan alinea (urutan : umum – khusus). b) Alinea Induktif Bila kalimat pokok ditempatkan pada akhir alinea akan terbentuk alinea induktif, yaitu alinea yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan (urutan : khusus – umum) c) Alinea Deduktif – Induktif Bila kalimat pokok ditempatk

Diksi (Pilihan Kata)

A. Definisi Pilihan kata (Diksi) adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk di pakai dalam suatu kalimat atau wacana B. Syarat-Syarat Pemilihan Kata 1. Makna Denotatif dan Konotatif Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang terkandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual. Kata makan misalnya, bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif. Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau pukul. Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar kecil mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar kecil berarti juga jamban (kon

Syarat-syarat dalam kalimat efektif

Syarat-syarat dalam kalimat efektif, yaitu : -) Koherensi Yaitu hubungan timbal-balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur ( kata atau kelompok kata ) yang membentuk kata itu. Setiap bahasa memiliki kaidah-kaidah tersendiri bagaimana mengurutkan gagasan tersebut. Ada bagian-bagian kalimat yang memiliki hubungan yang lebih erat sehingga tidak boleh dipisahkan, ada yang lebih renggang kedudukannya sehingga boleh ditempatkan dimana saja, asal jangan disisipkan antara kata-kata atau kelompok-kelompok kata yang rapat hubungannya. Hal-hal yang merusak koherensi : a). Koherensi rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat. b). Kesalahan menggunakan kata-kata depan, kata penghubung, dan sebagainya. c). Pemakaian kata, baik karena merangkaikan dua kata yang maknanya tidak tumpang tidih, atau hakekatnya mengandung kontradiksi. d). Kesalahan menempatkan keterangan aspek (sudah, telah., akan, belum, dan sebagainya) pada kata kerja tanggap. -) Kesatuan Syarat

Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis yang memiliki sekurang-kurangnya subjek dan predikat. Bagi seorang pendengar atau pembaca, kalimat adalah kesatuan kata yang mengandung makna atau pikiran. Sedangkan bagi penutur atau penulis, kalimat adalah satu kesatuan pikiran atau makna yang diungkapkan dalam kesatuan kata. Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian edektif dalam kalimat adalah ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa: 1.Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007) 2.Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara

Sebab-Sebab Kalimat Tidak Efektif

1. Makna tidak logis Contoh: - Saya saling menyapa (tidak efektif). - Kami saling menyapa (efektif). 2. Bentuk kata tidak sejajar Contoh: - Putri membeli baju itu karena diketahui bahwa baju tersebut bagus (tidak efektif ). - Putri membeli baju itu karena mengetahui bahwa baju tersebut bagus (efektif ). 3. Menggunakan subjek ganda Contoh: - Majalah itu saya sudah baca (tidak efektif). - Saya sudah membaca majalah itu (efektif). 4. Bentuk jamak yang diulang Contoh: - Para hadirin dimohon berdiri (tidak efektif). - Hadirin kami mohon berdiri (efektif). 5. Penggunaan kata depan yang tidak perlu Contoh: - Kepada siswa kelas IIX-G dimohon berkumpul di lapangan (tidak efektif). - Siswa kelas IIX-G dimohon berkumpul di lapangan (efektif). 6. Salah nalar Contoh: - Mobil Pak Tanzar Rahma Bayu mau dijual (tidak efektif). - Mobil Pak Tanzar Rahma Bayu akan dijual (efektif). 7. Pengaruh bahasa daerah atau bahasa asing Contoh: - Para tamu undangan sudah pada hadir (t

Kisah Inspirasi Hikayat Abu Nawas Dengan Lelaki Kikir

di suatu masa hidup seorang laki-laki yang punya sifat kikir (pelit). Ia mempunyai sebuah rumah yang cukup besar.didalam rumah itu di a tinggal bersama seorang istri dan 3 orang anaknya yang masih kecil-kecil. Laki-laki ini merasa rumahnya sudah sangat sempit dengan keberadaannya dan keluarganya. Namun, untuk memperluas rumahnya, sang lelaki merasa sayang untuk mengeluarkan uang.ia putar otak bagaimana caranya agar ia bisa memperluas rumahnya tanpa mengeluarkan banyak. Akhirnya, ia mendatangi Abu Nawas, seorang cerdik di kampungnya. Pergilah ia menuju rumah Abu Nawas. Si lelaki : "Salam hai Abu Nawas,semoga engkau selamat sejahtera." Abu Nawas : "Salam juga untukmu hai orang asing, ada apa gerangan kamu mendatangi kediamanku yang reot ini ?" Si lelaki lalu menceritakan masalah yang ia hadapi. Abu Nawas mendengar dengan seksama. Setelah Si lelaki selesai bercerita, Abu Nawas tampak tepekur sesaat, tersenyum, lalu ia berkata : "Hai